1. MODEL WATERFALL
Waterfall Model adalah sebuah metode pengembangan software yang bersifat sekuensial dan terdiri dari 5 tahap yang saling terkait dan mempengaruhi seperti terlihat pada gambar berikut.
Keterkaitan dan pengaruh antar tahap ini ada karena output sebuah tahap dalam Waterfall Model merupakan input bagi tahap berikutnya, dengan demikian ketidaksempurnaan hasil pelaksanaan tahap sebelumnya adalah awal ketidaksempurnaan tahap berikutnya. Memperhatikan karakteristik ini, sangat penting bagi tim pengembang
dan perusahaan untuk secara bersama-sama melakukan analisa kebutuhan dan desain sistem sesempurna mungkin sebelum masuk ke dalam tahap penulisan kode program. Berikut adalah penjelasan detail dari masing-masing tahap dalam Waterfall model.
1. Analisa kebutuhan.
Waterfall Model adalah sebuah metode pengembangan software yang bersifat sekuensial dan terdiri dari 5 tahap yang saling terkait dan mempengaruhi seperti terlihat pada gambar berikut.
Keterkaitan dan pengaruh antar tahap ini ada karena output sebuah tahap dalam Waterfall Model merupakan input bagi tahap berikutnya, dengan demikian ketidaksempurnaan hasil pelaksanaan tahap sebelumnya adalah awal ketidaksempurnaan tahap berikutnya. Memperhatikan karakteristik ini, sangat penting bagi tim pengembang
dan perusahaan untuk secara bersama-sama melakukan analisa kebutuhan dan desain sistem sesempurna mungkin sebelum masuk ke dalam tahap penulisan kode program. Berikut adalah penjelasan detail dari masing-masing tahap dalam Waterfall model.
1. Analisa kebutuhan.
Analisa kebutuhan merupakan tahap pertama yang menjadi dasar proses
pembuatan Tailor-made software selanjutnya. Kelancaran proses pembuatan
software secara keseluruhan dan kelengkapan fitur software yang
dihasilkan sangat tergantung pada hasil analisa kebutuhan ini. Untuk
memperoleh informasi tentang proses bisnis dan kebutuhan perusahaan,
umumnya tim pengembang melakukan wawancara, diskusi dan survey. Dalam
proses wawancara, diskusi dan survey diperlukan komunikasi yang intensif
dan terbuka antara tim pengembang dan tim counter-partner dari
perusahaan. Selain itu, peran aktif dari manajemen sebagai pihak yang
memahami seluk beluk perusahaan secara komprehensif juga diperlukan agar
diperoleh informasi proses bisnis dan daftar kebutuhan perusahaan yang
lengkap. Beberapa perusahaan membantu memperlancar penyelesaian tahap
ini dengan terlebih dahulu menyusun scope of work software yang akan
dibuat sebagai acuan kerja tim pengembang. Hasil analisa kebutuhan yang
tidak lengkap berpotensi menyebabkan beberapa permasalahan yang tidak
diharapkan, antara lain : waktu pembuatan software menjadi lebih lama,
proses dalam software tidak sesuai dengan proses bisnis dan software
tidak dapat memenuhi semua kebutuhan perusahaan. Untuk meminimalkan
risiko ini, disarankan perusahaan melakukan konfirmasi pemahaman tim
pengembang tentang proses bisnis dan kebutuhan perusahaan dengan cara
meminta resume hasil analisa kebutuhan dan menyempurnakannya bersama tim
pengembang jika diperlukan.
2. Desain sistem.
Desain sistem
merupakan tahap penyusunan proses, data, aliran proses dan hubungan
antar data yang paling optimal untuk menjalankan proses bisnis dan
memenuhi kebutuhan perusahaan sesuai dengan hasil analisa kebutuhan.
Dokumentasi yang dihasilkan dari tahap desain sistem ini antara lain :
System Flow, Data Flow Diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram
(ERD). System Flow merupakan bagan aliran dokumen dari satu bagian
perusahaan ke bagian lain baik secara manual maupun melalui Sistem
Informasi. Data Flow Diagram adalah diagram yang menunjukan aliran data
di antara pengguna, proses dan database yang terkait dengan software.
Entity Relationship Diagram merupakan diagram yang menunjukan bagaimana
data dan informasi software akan di simpan di dalam database beserta
dengan hubungan antar data. Seperti halnya tahap analisa kebutuhan, pada
saat desain sistem selesai dibuat sebaiknya desain yang sudah dibuat
pengembang didiskusikan dan disempurnakan oleh tim pengembang bersama
dengan tim counter-partner dan manajemen perusahaan.
3. Penulisan kode program.
3. Penulisan kode program.
Penulisan kode program merupakan tahap
penerjemahan desain sistem yang telah dibuat ke dalam bentuk
perintah-perintah yang dimengerti komputer dengan mempergunakan bahasa
pemrograman, middleware dan database tertentu di atas platform yang
menjadi standar perusahaan. Bahasa pemrograman yang saat ini populer
digunakan antara lain : Microsoft Visual Basic .Net untuk pembuatan
software dalam kategori Desktop Application, PHP untuk pembuatan
software dalam kategori Web Application dan Java untuk pembuatan
software yang dapat berjalan di atas beberapa platform sistem operasi /
multiplatform. Database yang saat ini banyak dipergunakan antara lain :
ORACLE dan Microsoft SQL Server 2005 untuk kebutuhan penyimpanan data
dalam jumlah besar, fitur keamanan data yang handal dan penggunaan oleh
banyak pengguna, MySQL dan PosgreSQL untuk kebutuhan penyimpanan data di
sistem operasi Linux dan Microsoft Access untuk penyimpanan data dalam
jumlah yang tidak terlalu besar untuk memenuhi kebutuhan personal.
Berbeda dengan 2 tahap sebelumnya, pada tahap penulisan kode program ini
keterlibatan perusahaan tidaklah terlalu besar.
4. Pengujian program.
4. Pengujian program.
Pengujian software dilakukan untuk memastikan bahwa software
yang dibuat telah sesuai dengan desainnya dan semua fungsi dapat
dipergunakan dengan baik tanpa ada kesalahan. Pengujian software
biasanya dilakukan dalam 2 atau 3 tahap yang saling independen, yaitu :
pengujian oleh internal tim pengembang, pengujian oleh divisi Quality
Assurance dan pengujian oleh pengguna di perusahaan. Dalam tahap ini,
perusahaan harus memastikan bahwa kerangka / skenario pengujian software
dibuat dengan lengkap meliputi semua proses, kebutuhan dan pengendalian
yang ada di dalam dokumen analisa kebutuhan dan desain sistem.
5. Penerapan program.
5. Penerapan program.
Penerapan program merupakan tahap dimana tim
pengembang menerapkan / meng-install software yang telah selesai dibuat
dan diuji ke dalam lingkungan Teknologi Informasi perusahaan dan
memberikan pelatihan kepada pengguna di perusahaan. Pada saat
melaksanakan pelatihan perusahaan harus yakin bahwa semua karyawan
benar-benar menguasai Sistem Informasi yang dibuat sesuai dengan tugas,
kewenangan dan tanggung-jawabnya. Untuk mendukung penguasaan ini pada
waktu operasional harian setelah pelatihan, perusahaan sebaiknya
memastikan pengembang telah memberikan buku User Manual dari Sistem
Informasi yang dibuat.
Kelebihan Waterfall Model :
• Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan.
• Cocok untuk system software berskala besar.
• Cocok untuk system software yang bersifat generic.
• Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.
Kelebihan Waterfall Model :
• Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan.
• Cocok untuk system software berskala besar.
• Cocok untuk system software yang bersifat generic.
• Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.
Kekurangan Waterfall Model :
• Persyaratan system harus digambarkan dengan jelas.
• Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah-ubah.
• Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi pada suatu tahapan pengembangan.
2. MODEL RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD)
Model ini cocok digunakan untuk pembuatan software perusahaan bisnis dan berskala besar serta customer ingin agar software cepat selesai. Model ini mirip dengan model waterfall.
Penjelasan Gambar :
• Business modelling
Berfungsi menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti informasi apa yang mengendalikan proses bisnis? Informasi apa yang dihasilkan? Siapa yang menghasilkan informasi? Kemana informasi itu diberikan? Siapa yang mengolah informasi?
• Data modelling
Aliran informasi yang sudah didefinisikan, disusun menjadi sekumpulan objek data. Karakteristik/atribut dan hubungan antar objek-objek tersebut dianalisis sesuai kebutuhan dan data
• Process Modelling
Objek data yang sudah didefinisikan diubah menjadi aliran informasi yang diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsi bisnis.
• Application Generation
RAD menggunakan komponen program yang sudah ada atau membuat component yang bisa digunakan lagi, selama diperlukan.
• Testing and Turnover
karena menggunakan component yang sudah ada, maka kebanyakan component sudah melalui uji atau testing. Namun component baru dan interface harus tetap diuji.
• Persyaratan system harus digambarkan dengan jelas.
• Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah-ubah.
• Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi pada suatu tahapan pengembangan.
2. MODEL RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD)
Model ini cocok digunakan untuk pembuatan software perusahaan bisnis dan berskala besar serta customer ingin agar software cepat selesai. Model ini mirip dengan model waterfall.
Penjelasan Gambar :
• Business modelling
Berfungsi menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti informasi apa yang mengendalikan proses bisnis? Informasi apa yang dihasilkan? Siapa yang menghasilkan informasi? Kemana informasi itu diberikan? Siapa yang mengolah informasi?
• Data modelling
Aliran informasi yang sudah didefinisikan, disusun menjadi sekumpulan objek data. Karakteristik/atribut dan hubungan antar objek-objek tersebut dianalisis sesuai kebutuhan dan data
• Process Modelling
Objek data yang sudah didefinisikan diubah menjadi aliran informasi yang diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsi bisnis.
• Application Generation
RAD menggunakan komponen program yang sudah ada atau membuat component yang bisa digunakan lagi, selama diperlukan.
• Testing and Turnover
karena menggunakan component yang sudah ada, maka kebanyakan component sudah melalui uji atau testing. Namun component baru dan interface harus tetap diuji.
Kelebihan model RAD:
• Lebih efektif dari pendekatan air terjun dalam menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan.
• Cocok untuk proyek yang memerlukan waktu yang singkat.
Kelemahan model RAD:
• Sangat Tidak cocok untuk proyek skala besar
Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi
3. Model V (V-Model)
V-model dikembangkan di Jerman untuk aplikasi pertahanan. Didalam V-model terdapat 3 kompomen kerja yang pokok yakni Project Definition yakni mendefenisian project apa yang akan dibuat, Time yakni waktu yang dibutuhkan dalam pengimplementasiannya dan Project Test And Integration atau pengujian dan integrasi project tersebut.
Model ini berpusat pada user. Dimana pengulangan selalu dibutuhkan jika kebutuhan untuk user belum terpenuhi "ketidaktahuannya" tanpa harus memberikan software dengan lingkungan yang baru. Resiko pada setiap tahap dalam pengembangan dapat dikurangi dengan memahami kebutuhan user.
Didalam pendefenisian project terdapat aktivitas Concept Operation (konsepsi project) yakni menentukan tujuan yang akan di capai dalam pembuatan project tersebut. Requirement and Architecture (persyaratan dan arsitektur) yakni harus dapat menjelaskan apa saja yang diinginkan dan diperlukan oleh user. Untuk itu diperlukan adanya psroses klarifikasi, perbaikan, penentuan kelengkapan, dan ruang lingkup. Sebagai masukannya dapat berupa dokumen persyaratan dan keluarannya adalah ketetapan persyaratan. Terdapat bermacam-macam persyaratan yang dapat dihasilkan :
- Fungsional : menjelaskan tentang apa saja yang dapat dilakukan oleh sistem
- Non fungsional : dapat berupa ukuran memori, jangka waktu respon.
- Data : data apa saja yang perlu disimpan dan bagaimana penyimpanannya.
Detailed Design yakni memperincikan desain sebuah aplikasi yang akan dibuat.
Selanjutnya setelah Project tersebut telah ditetapkan maka Diimplementasikan lah atau di jalankan. Selanjutnya dalam tahap Project Test and Integration aplikasi/software yang telah dilakukan Integration test and Verification yang mana dalam tahap ini aplikasi yang telah diimplementasikan di lakukan verifikasi atau ditinjuau kegunaan nya apakah sesaui dengan kebutuhan user.
Selanjutnya Operation and Maintenance yakni melakukan perbaikan atas apa yg telah di verifikasi dan di sesuaikan dengan kebutuhan user. Dan pada akhirnya dalam model ini akan dilakukan proses Verivikasi dan Validitas kepada user apakah sudah bekerja sesuai dengan yang diharapkan dan apakah rancangan sesuai dengan apa nyang diinginkan.
4. Model Rancangan Interaksi Sederhana
Pada model rancangan interaksi sederhana ini input atau masukan hanya memiliki satu titik. yang mana masukan tersebut diidentifikasikan apakah sesuai dengan kebutuhan, lalu didesain sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Setelah diDesain rancangan tersebut dibangun dan harus interaktif. Setelah itu barulah rancangan tersebut dievaluasi.
Evaluasi dapat dilakukan dimana saja, rancangan yang telah di evakuasi dapat kambali didesain ulang atau apakah rancangan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan user, maka alur tersebut akan terus berputar hingga pada tahap evaluasi tidak lagi terjadi kesalahan, baik dalam penetapan kebutuhan user maupun pendesainannya, sehingga pada tahap evaluasi terciptalah sebuah hasil akhir yang valid.
5. Model Siklus Hidup Star
• Lebih efektif dari pendekatan air terjun dalam menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan.
• Cocok untuk proyek yang memerlukan waktu yang singkat.
Kelemahan model RAD:
• Sangat Tidak cocok untuk proyek skala besar
Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi
3. Model V (V-Model)
V-model dikembangkan di Jerman untuk aplikasi pertahanan. Didalam V-model terdapat 3 kompomen kerja yang pokok yakni Project Definition yakni mendefenisian project apa yang akan dibuat, Time yakni waktu yang dibutuhkan dalam pengimplementasiannya dan Project Test And Integration atau pengujian dan integrasi project tersebut.
Model ini berpusat pada user. Dimana pengulangan selalu dibutuhkan jika kebutuhan untuk user belum terpenuhi "ketidaktahuannya" tanpa harus memberikan software dengan lingkungan yang baru. Resiko pada setiap tahap dalam pengembangan dapat dikurangi dengan memahami kebutuhan user.
Didalam pendefenisian project terdapat aktivitas Concept Operation (konsepsi project) yakni menentukan tujuan yang akan di capai dalam pembuatan project tersebut. Requirement and Architecture (persyaratan dan arsitektur) yakni harus dapat menjelaskan apa saja yang diinginkan dan diperlukan oleh user. Untuk itu diperlukan adanya psroses klarifikasi, perbaikan, penentuan kelengkapan, dan ruang lingkup. Sebagai masukannya dapat berupa dokumen persyaratan dan keluarannya adalah ketetapan persyaratan. Terdapat bermacam-macam persyaratan yang dapat dihasilkan :
- Fungsional : menjelaskan tentang apa saja yang dapat dilakukan oleh sistem
- Non fungsional : dapat berupa ukuran memori, jangka waktu respon.
- Data : data apa saja yang perlu disimpan dan bagaimana penyimpanannya.
Detailed Design yakni memperincikan desain sebuah aplikasi yang akan dibuat.
Selanjutnya setelah Project tersebut telah ditetapkan maka Diimplementasikan lah atau di jalankan. Selanjutnya dalam tahap Project Test and Integration aplikasi/software yang telah dilakukan Integration test and Verification yang mana dalam tahap ini aplikasi yang telah diimplementasikan di lakukan verifikasi atau ditinjuau kegunaan nya apakah sesaui dengan kebutuhan user.
Selanjutnya Operation and Maintenance yakni melakukan perbaikan atas apa yg telah di verifikasi dan di sesuaikan dengan kebutuhan user. Dan pada akhirnya dalam model ini akan dilakukan proses Verivikasi dan Validitas kepada user apakah sudah bekerja sesuai dengan yang diharapkan dan apakah rancangan sesuai dengan apa nyang diinginkan.
4. Model Rancangan Interaksi Sederhana
Pada model rancangan interaksi sederhana ini input atau masukan hanya memiliki satu titik. yang mana masukan tersebut diidentifikasikan apakah sesuai dengan kebutuhan, lalu didesain sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Setelah diDesain rancangan tersebut dibangun dan harus interaktif. Setelah itu barulah rancangan tersebut dievaluasi.
Evaluasi dapat dilakukan dimana saja, rancangan yang telah di evakuasi dapat kambali didesain ulang atau apakah rancangan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan user, maka alur tersebut akan terus berputar hingga pada tahap evaluasi tidak lagi terjadi kesalahan, baik dalam penetapan kebutuhan user maupun pendesainannya, sehingga pada tahap evaluasi terciptalah sebuah hasil akhir yang valid.
5. Model Siklus Hidup Star
Fasilitas yang penting :
- Tidak selalu berurutan.
- Pengembangan dapat dilakukan di satu bagian saja
- Pengujian dilakukan terus-menerus, tidak harus diakhir
- Pengembangan dari pengamatan perancangan interface
Dalam Siklus permodelan ini pengujian dilakukan terus
menerus, tidak harus dikahir. Misalnya dimulai dari menentukan kosep desain
(conceptual design ) dalam proses ini akan langsung terjadi evaluasi untuk
langsung ternilai apakah sudah sesuai dengan kebutuhan user, bila belum maka
akan terus berulang di evaluasi hingga benar-benar pas, selanjutnya apabila
sudah pas, maka dari tahap evaluasi yang pertama akan lanjut ke proses yg
selanjutnya yakni requirements/specification yakni memverifikasikan persyaratan
rancangan tersebut, dan pada tahap itu juga langsung terjadi pengevaluasian
seperti tahap pertama, dan selanjutnya akan tetap sama terjadi pada
tahapan-tahapan selanjutnya yakni task analysis/fungsion analysis,
pengimplementasian, prototyping hingga pada akhirnya terciptalah sebuah
aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan user.
Nama : Yuliani Rusli
NIM : 8040110124
kelas :01PS5
05.50 |
Category: |
1 komentar
Comments (1)
assalam,
izin copy ya kk.
buat tugas